Kejutan2 muncul sebelum kami berangkat ke Tanah Suci. Mulai dari negeri Gajah Putih ini hingga kami kembali ke Tanah Air. Nah, waktu kita sampai malem2 di hotel, dan kami sekeluarga makan malam disana, kami sebangku sama orang yang bantu kami yang ketemu di Suvarnabhumi. kamipun ngepoin orang itu, karena kami penasaran dia mau bantu jamaah kami. ternyata dia seorang ustadz, importir, plus mahasiswa program doktoral yang punya saham di hotel yang kami diami saat itu. Yang bikin ga nyangka lagi, beliau ini kuliah S1 di Indonesia, tepatnya di salah satu universitas ternama di Jogja. So beliau bisa cas cis cus ngomong Indonesia dan sedikit Bahasa Jawa. Sebut saja Ust. S
Pagi menjelang. Setelah sholat subuh, mandi dan sebagainya kami kembali ngisi perut di resto. Disana sudah ada Ust. S yang dengan ramah ngajakin para jamaah makan. Meskipun hari itu aku belum bisa berangkat ke Tanah Suci, aku tetep yakin esok atau lusa kami akan berangkat. Ya, berangkat bukan dari negeri sendiri, berangkat dari negeri yang muslimnya jadi minoritas namun keliatan tinggi banget ukhuwahnya. Dan aku kagum dengan hal itu :)
Selama disana, aku sering nemenin ibu kabiro ngurusin e-tiket dan kelengkapan pemberangkatan ke Tanah Suci. Aku jadi sering ketemu sama Ust. S, orang KBRI di Thailand dan tentunya, jalan2 di kota, hehehe (ini yang gue suka :D). Ust. S ini juga punya usaha agen tiket dan biro perjalanan wisata barengan sama pemilik hotel yang kami diami, jadi semua hal yang berhubungan dengan transportasi dan akomodasi kami selama berangkat dibantuin sama beliau dan temen2nya, termasuk pemilik hotel yang secara khusus menjamu kami dengan apik banget pas malemnya.Disini aku bisa belajar tentang gimana ukhuwah Islam itu bener2 terbangun. Aku juga belajar banyak hal dari Ust. S, orang KBRI dan semua yang udah bikin aku makin banyak wawasan disini.
Pemilik hotel ini, Pak G dan istrinya menjamu kami dengan ramah malam itu. Semua makanan andalan di hotel itu dimasak khusus buat kami para jamaah umrah. Kami bener2 seperti jadi tamu kehormatan kala itu. Tom Yam dan aneka hidangan khas negeri gajah putih tersaji di meja makan kami. Pak G pun ga segan buat melayani kami bak waiter. Ya Allah, aku bersyukur bisa ketemu saudara seimanku disini :') Nah, pas aku sama ibu kabiro ngurus e-tiket buat ke Tanah Suci, Pak G ini cerita kalau anak pertamanya nyantri di Indonesia, tepatnya di Jawa Barat tapi aku lupa nama ponpes sama daerahnya dimana. Itulah sebabnya Pak G sering ke Indonesia buat jenguk anaknya atau buat urusan bisnis.
Banyak hotel dan tempat makan halal dari yang harga kaki lima hingga bintang lima disana. Tinggal pilih sesuai kecukupan kantong aja. O iya sekilas tentang hotel tempatku berdiam saat itu, namanya Hotel Regent. Ini hotel letaknya di daerah Ramkamhaeng, di kawasan muslim Bangkok. Hotel ini deket sama Ramkhamhaeng Univ. Gampang dijangkau dengan angkutan umum dan deket sama pusat perbelanjaan dari pasar tradisional hingga mall.
53. Lokasi Hotel Regent (Aku yang di Ramkhamhaeng)
(Source: www.koh-samet.org)
Banyak muslim yang menginap disitu mulai dari orang berwajah Melayu, India, Indocina, hingga Timur Tengah. Dengan slogan hotel "Feels Like A Home", aku rasa emang bener karena itu yang aku rasain selama disana. Aku seperti ketemu keluarga besar disini :) Lebih lengkapnya silakan kunjungi web hotelnya Regent Hotel & Apartement
54. Tampilan Depan Hotel Regent
(Source: www.regentram.com)
Sambil nunggu kepastian keberangkatan, aku sering jalan2 di sekitar hotel. Meskipun kawasan muslim, tapi kita kudu tetep ati2 karena ga semua pedagang makanan disana muslim. So untuk amannya beli makanan di tempat yang ada tulisan "halal" dan atau "muslim food".
Segini aja dulu deh ya... Di postingan berikutnya bakalan aku ceritain deh keadaan Ramkamhaeng dan apa aja yang ada disana. So be patient waiting my next post ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar