Translate This Article

Senin, 21 Juli 2014

Bikin Paspor Ga Ribet Kok :)

Alhamdulillah akhirnya selesai juga cerita perjalanan ke Tanah Suci ini. Sebenernya belum bisa dibilang selesai karena masih ada rangkaian kisah yang ada sebelum dan sesudahnya. Kisah dimana kami para jamaah harus bermukim kurang lebih 1 minggu lamanya di negara yang ga kita duga sebelumnya sebelum sampai ke Tanah Suci. Perjalanan yang so surprised dan aku sering sebut sebagai unexpcted travel. Tapi nanti dulu deh. Kali ini aku mau bayar utang cerita. Ya. Aku pernah janji bakal posting tulisan seputar persiapan dokumen keberangkatanku, dalam hal ini paspor. So, mau aku jabarin cara bikin paspor yang ternyata ga seribet yang aku bayangin. Tapi eh tapi, cara bikin paspor jamanku dulu sama taun ini udah beda. So, aku beberin cara bikin yang baru aja ya...
1. Siapin syarat2 ini sebelum menuju kantor imigrasi:
          a. KTP. Difotokopi dengan posisi atas-bawah (jangan bolak balik) diperbesar
          b. KK
          c. Akta kelahiran/akta nikah/ijazah sekolah terakhir (bawa salah satu aja)
          d. Kartu mahasiswa (bagi yang masih kuliah) difotokopi sama kayak KTP
          e. Surat ganti nama (bagi yang pernah ganti nama) dari pejabat yang berwenang
          f. Untuk anak-anak yang akan bikin paspor, syaratnya adalah:
 1. Buku nikah orang tua (asli dan fotokopi)
 2. KTP orang tua (asli dan fotokopi)
          g. Surat izin instansi yang berwenang bagi yang akan kerja di luar negeri;
          Semuanya berupa dokumen asli dan fotokopi untuk dibawa ke kantor imigrasi.
          h. Materai Rp. 6000,00   
2.  Abis nyiapin persyaratan tadi, aku menuju ke Kantor Imigrasi Surakarta. Tempatnya di Jl. Adisucipto no.  8 Colomadu. Bagi yang belum tau, ni kantor ada di sepanjang jalan arah menuju Bandara Adi Sumarmo Solo. Jadi, setelah melewati gapura mewah yang dikenal sebagai Gapura Makutha, lurus aja ke barat tepatnya sebelah barat Hotel Narita.

3. Sampai di kantor segera menuju ke meja sebelah kiri pintu masuk buat ambil nomor antrian dan pengecekan dokumen persyaratan pembuatan paspor. Setelah lengkap, petugas akan ngasi map kuning buat tempat syarat2 tadi+formulir permohonan paspor.

4. Abis dapet formulir, langsung diisi sesuai data2 yang ada. Jangan lupa bawa pena dan tipe-x sendiri karena disana emang ga menyediakan alat tulis kecuali di koperasi (dengan membeli dong ya pastinya :p)
Begitu syarat-syarat lengkap dan formulir pendaftaran udah diisi, tunggu panggilan dari loket buat pengecekan dokumen. Jangan lupa nulis nama dan alamat di map dan pilih isi halaman paspor, 48 atau 24 halaman.

5. Setelah dokumen asli dan fotokopi dicek petugas, nanti pemohon paspor bakal dikasi kertas pembayaran untuk membayar di BNI. Paspor 48 halaman Rp 255.000 + biaya administrasi bank Rp 5000 (total 260rb). Kalau pengen cepet jadi paspornya, biaya kudu cepet2 dibayar ke BNI di loket khusus pembayaran paspor. Karena batas waktu bayar Cuma 2 hari, so jangan sampai kelewat ya... karena kalau kelewat bakal ngulang prosesnya lagi

6. Abis bayar, datang ke kantor imigrasi lagi (biasanya dikasi tau 2 hari abis bayar) buat pemotretan (ceileh), pengambilan sidik jari sama wawancara. Pakai baju yang rapi. Jangan lupa bawa berkas asli sama bukti pembayaran dari BNI.

7. Ambil nomor antrian. Pasang kuping baik-baik. Begitu nama disebut langsung masuk buat foto dkk. Abis itu, petugasnya akan pinjem dokumen asli kita (aku dulu KTP) buat cek data kita sesuai atau ga sama di paspor, eh calon paspor. Trus kita disuruh tanda tangan di calon paspor kita. Tunggu lagi 3 hari untuk ambil paspor :D

Paspor berlaku selama 5 taun. Nah, di taun ini mulai diadain paspor elektronik, jadi ada chipnya gitu... tapi masih diadain di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Batam. Wacananya, paspor elektronik ini bakalan diadain di seluruh Indonesia. Mungkin dengan adanya e-passport ini nantinya bisa ngilangin kasus2 penyalahgunaan paspor yang ditemui di lapangan. Kayak bapak pakai paspor anak laki2nya, om pakai paspor ponakannya yang mukanya mirip dsb. Masi inget ga kasus Gayus si koruptor yang dibui tapi masi bisa nonton pertandingan tenis di Bali? Hehehe...

Nah, perbedaan bikin paspor jamanku sama taun ini ada di abis dicek dokumennya di loket lalu dikasi jadwal foto dan sidik jari wawancara. Biasanya seminggu abis hari pengecekan dokumen. Pembayaran pun ga lewat bank dan baru dilakukan 2 minggu abis foto, pengambilan sidik jari dan wawancara, sekalian ambil paspor yang udah jadi.

O iya info penting buat yang udah punya paspor baik yang baru dan yang udah punya lama, paspor itu dokumen penting kita pas lagi diluar negeri. Bisa diibaratkan paspor itu KTP kita di luar negeri. Jadi kudu dibawa kemana2 pas lagi diluar. Jangan sepelein paspor kayak orang2 kita kebanyakan nyepelein dokumen2 penting ya. Kalau pas lagi diluar negeri dan suatu saat lagi jalan2/hang out diluar trus ada pemeriksaan dokumen kependudukan/keimigrasian bagi turis dan kita ga bawa gimana? Bisa panjang ntar urusannya. Ga mau kan kayak gitu?
Jaga paspor baik2 selama diluar negeri dan simpan baik2 bila udah sampai di tanah air.





Sabtu, 12 Juli 2014

Orbs di Tanah Suci. Baca Dulu Sebelum Berhipotesis

Okay, dulu aku pernah bilang bakal cerita soal pengalamanku ambil gambar waktu aku di hotel di Makkah. Jadi mulanya abis kami foto sekeluarga, aku lalu buka jendela kamar hotel. Pengen liat keadaan di luar kalau diliat dari jendela kayak gimana. Aku yang pas itu masi bawa camdig spontan langsung ambil gambar. Dan... inilah gambar yang aku dapati saat itu...

42. Orbs tertangkap dari camdig. diambil dari lantai 10 hotel

Mungkin ada yang belum tau atau bingung knapa foto yang aku ambil jadi kayak gitu. Mungkin juga ada yang berpikir kalau aku sedang foto cahaya berpendar atau gelembung2 udara di langit atau yang lainnya. Baiklah, daripada berspekulasi terlalu lama, mending aku jelasin deh soalan gelembung2 tadi.

Gelembung2 atau lingkaran-lingkaran berbentuk bulat yang muncul di fotoku tadi disebut orbs atau orang2 Spanyol biasa sebut dengan istilah canoplas. Orbs yang biasanya berwarna putih atau bisa berwarna lain timbul karena pantulan dari kamera. Biasanya Orbs muncul di kondisi cahaya gelap dan saat kamera pakai lampu kilat. Orbs muncul karena cahaya lampu kilat yang kuat menyinari benda-benda kecil yang reflektif. Contohnya debu, serangga berukuran sangat kecil dll. Biasanya Orbs lebih banyak timbul di camdig atau lebih tepatnya compact camera/kamera saku di mana jarak lampu kilat yang terpasang dengan lensa deket banget, so pantulan lampu kilat langsung tertangkap dan mewujudkan Orbs di foto. Orbs juga bisa timbul karena sensor kamera rusak. Orbs ini sering diasosiasikan dengan penampakan makhluk halus soalnya sering terlihat pas motret di tempat/kondisi yang gelap. Di tempat yang gelap, pantulan cahaya dari debu atau serangga terlihat lebih jelas.

Ada 2 foto yang aku ambil dan nunjukin banyak orbs disitu. Yang pertama foto yang udah kujelasin diatas sama yang ini, aku ambil waktu di kawasan Masjidil Haram abis thawaf.

43. Orbs tertangkap di luar Masjidil Haram

Penjelasan di atas adalah penjelasan ilmiah terbaru yang aku ambil dari berbagai sumber. Tapi masih banyak orang diluar sana yang menganggap orbs ini adalah gambaran makhluk halus/energi dari mereka yang tertangkap oleh kamera. Sebenernya aku sering banget ambil foto dan mendapati foto yang kuambil tadi banyak orbsnya. Di Makkah, di Benteng Vastenberg di Solo, dan di Jogja. Semuanya emang aku foto waktu malam hari dan memang pas di tempat yang minim cahaya alias gelap. Wallahu A’lam. Polemik itu beneran makhluk halus atau bukan biarlah pegetahuan yang menjawab. Yang jelas aku sebagai seorang muslim mengimani kalau makhluk halus memang ada. Dan kalaupun orbs itu besok dapat dibuktiin sebagai makhluk halus kayak hipotesis awal, berarti aku ambil kesimpulan gampangnya aja. Orbs yang ada di Makkah nunjukin kalau yang umrah bukan hanya manusia aja tapi juga makhluk Allah yang lain yaitu jin.

Penjelasan berakhir disini karena abis ini aku akan lanjut ke cerita lain yang masi ada hubungannya sama perjalanan spiritualku (ecieh bahasanyaaa...) alias perjalanan dari dan pulang dari umrah yang bener2 ga aku duga dari pikiranku maupun rombongan kami.

Minggu, 06 Juli 2014

Pengalaman Unik di Corniche


Ga terasa udah 1 taun dari Tanah Suci. Waktu itu cepet banget jalannya. Aku inget kami pulang dari sana akhir bulan Sya’ban atau awal Juli dalam hitungan masehi saat itu. Perjalanan jarak jauh Madinah-Jeddah akhirnya terlewati. Saat itu hari sudah masuk malam. Sebelum menuju King Abdul Aziz International Airport, kami menuju sebuah kawasan perbelanjaan di daerah Corniche. Namanya diambil dari istilah Perancis yang artinya jalan pantai karena emang ada di pinggir Laut Merah (ingat postingan sebelumnya kalau Jeddah ada di pinggir Laut Merah). Kawasan ini rame banget apalagi di malam hari karena selain jadi kawasan perbelanjaan juga banyak ditemui hotel sama rumah makan dan lagi saat itu terus dibangun tempat2 sejenis. Banyak banget orang2 yang meluangkan waktunya buat makan, belanja, atau sekadar jalan2. Di pinggir jalan berjajar toko2 sovenir khas Timur Tengah. Memang, kawasan ini biasa dikunjungi para jamaah haji/umrah untuk membeli berbagai macam buah tangan buat dibawa pulang untuk famili dan teman2 mereka di tanah air.

Ada sebuah toko yang cukup ramai karena katanya itu toko ngejual barang2 khas Timur Tengah dengan harga miring daripada toko2 lainnya. Rombongan kamipun masuk. Ternyata para pegawai di toko itu kebanyakan dari Indonesia, pun toko2 sebelahnya. Di toko yang aku sambangi itu ternyata kepunyaan orang Indonesia yang nikah sama warga negara Bangladesh dan menetap disana. Makanya 95% pegawainya berasal dari Indonesia.

Nah, mau tau pengalaman unik yang aku alami? Oke. Jadi ceritanya bermula pas aku masuk salah 1 toko sovenir haji/umrah dan aku tertarik liat barang2 yang dijual disana. Pas itu ada salah 1 pegawai yang nyamperin aku. Dengan ramah dia nyapa dan nawarin barang2 disitu. Aku kira dia orang Arab asli yang fasih banget berbahasa Indonesia. Sambil liat2 barang2 yang dijual disana dia sempat bertanya darimana kami berasal. Aku yang merasa ditanya saat itupun menjawab kalau kami dari Solo. Abis denger jawabanku, pegawai toko tadi spontan langsung menjawab bahwa dia juga dari Solo yang udah lama kerja di Jeddah. Yaaa... sekitar 5 menit lah dari rumahku. Jadi ceritanya aku ketipu karena ngeliat ciri fisiknya yang memang dia orang keturunan Arab, tapi ternyata dia orang Solo keturunan Arab, bukan orang berkewarganegaraan sana, hehe. Nah, karena sama2 orang Solo, nyambunglah kita. Dan tambah nyambung ketika si mas pegawai tadi bertanya dimana dulu aku sekolah. Aku jawab aku pernah sekolah di SMA Al-Islam 1 Surakarta (alumni yang baik sekalian promosi sekolahnya di blog yaa :D). Dan ternyata kami berasal dari sekolah yang sama! Ga sampe disitu, mas pegawai yang lulus SMA di taun 99 itu ternyata masi inget nama guru2 kami. Dia dengan lancar nyebutin satu2 guru2 SMA kami. Kalau ada pemilihan alumni teladan mungkin masnya ini bisa jadi kandidat kuat deh. Jadi kami malah kayak nostalgia zaman2 SMA dulu. Cerita2 waktu kami masih SMA dulu. Tentunya di masa sekolah kami masing2. aku berasa ketemu keluarga sendiri di Jeddah. MasyaAllah... dunia jadi berasa sempit kalau kayak gini.

Waktu kami berkeliling pun abis. Kami pun menuju bus untuk menuju ke airport dengan barang belanjaan masing2. Sekali lagi, rasanya berat ninggalin Tanah Suci meski kami udah ada di Jeddah. Buatku, pengalaman umrah ini adalah pengalaman yang terunik yang pernah aku alami dalam hidup. Mulai dari perjalanan yang penuh kejutan, ibadah umrahnya yang penuh kejutan, sampe kejutan ketemu kakak (tepatnya sesepuh) kelas ini. Dan kejutan2 ini bukan kebetulan. Karena buatku ga ada yang namanya kebetulan. Semua hal udah Allah rancang. Allah udah merencanakannya buatku, keluargaku, rombongan umrah kami dan buat orang2 yang berhubungan dengan kami semuanya. Begitupun waktu kami pulang nanti. Semuanya saling terkait.
Perjalanan yang jauh terlewati dan sampailah kami di King abdul Aziz International Airport, bandara khusus jamaah haji/umrah. Sekali lagi aku sebenernya enggan gerakin badan, jalan dan turun dari bis. Apalagi sebelumnya muthawif kami udah pamitan duluan. Tapi emang udah saatnya aku balik. Ransel udah digendong, dan siap2 turun. Aku selalu berharap suatu saat nanti aku akan kembali ke Tanah Suci. Bukan Cuma untuk umrah, tapi juga haji, amien...

Postingan Populer

Sesame Street Elmo 2