Sebelum baca postingan ini, aku mau jelasin sebentar kenapa alur kisahnya terkesan berbolak-balik atau muter2. Aku ga pake alur maju (kisah diceritain runut mulai dari awal perjalanan dari Solo-Jakarta-Bangkok-Tanah Suci-Bangkok-Jakarta-Solo) atau alur mundur (kisah diceritain runut mulai dari akhir perjalanan dari Solo-Jakarta-Bangkok-Tanah Suci-Bangkok-Jakarta-Solo) tapi aku campur keduanya (lhoh, gimana tuh?). Jadi aku mulai nulis awal keberangkatan dari Solo ke Jakarta lalu Tanah Suci dulu tanpa nulis Bangkok sebelumnya. Niatku karena tujuan awalku adalah cerita tentang my trip experience in Tanah Suci dulu baru Bangkok karena Bangkok buatku adalah bonus perjalanan buat kami semua.
Ngomong2 soal bonus, disini bakalan aku pos soalan kegiatan kami para jamaah abis pulang dari Tanah Suci. Kami ga bisa pulang langsung ke tanah air karena emang tiketnya PP Jeddah-Bangkok, bukan Jeddah-Jakarta. Jadilah kami "pulang" ke Bangkok pakai Etihad alhamdulillah dengan aman, nyaman dan sentausa, he3... Oke, dari Jeddah transit dulu di Abu Dhabi Int. Airport baru ke Suvanabhumi untuk selanjutnya stay di Ramkhamhaeng lagi, alhamdulillah, yeay!
Sampai di Suvarnabhumi, ibu kabiro langsung ngajak aku hubungi Ust. S untuk urusan akomodasi dan transport. Ga beberapa saat kemudian sebuah panggilan masuk di gadgetku dan ternyata dari Pak G manajer Regent Hotel di Ramkhamhaeng tempat kami stay sebelum ke Tanah Suci. Beliau sama satu asistennya dateng dan langsung bawa kami ke Regent. Sekali lagi aku kagum sama Pak G karena beliau bener2 memuliakan tamu dengan jemput kami secara langsung dari Suvarnabhumi ke Ramkhamhaeng. Keren!
Di Regent kamipun istirahat. Kami stay disana selama 3 hari. Hari kedua di Bangkok pasca kepulangan dari Tanah Suci, kami dapat bonus traveling ke beberapa itinerary di Thailand. Aku sebut bonus karena kami ga nyangka bisa sampai di negara ini dan bisa traveling gratis disini. Aku sendiri ingat niat besarku kala itu, waktu umurku masi belia (sekarang juga masi belia, cuma beda beberapa tahun, hahaha... ga mau dibilang tua ceritanya :p) Aku pengen banget bisa traveling keluar negeri. Tapi sebelum kemana2, aku pengen bisa ke Tanah Suci dulu baru traveling ke negara lain jika Allah ngasi kesempatan karena aku ga tau aku hidup sampai usia keberapa dan sebelum aku tutup usia aku ingin ke Tanah Suci buat ibadah dulu jika diizinkan. Dan Alhamdulillah Allah ngijabahin doaku. Aku bisa ke Tanah Suci buat umrah dan dapet bonus langsung di Thailand selama seminggu (4 hari pra, 3 hari pasca dari Tanah Suci). Aku bener2 ngrasa Allah itu deket. Deket banget sama aku khususnya karena Dia terus mendidik aku untuk jadi orang yang harusnya selalu sabar dan bersyukur meski harus ngelewatin berbagai halang rintang menuju Baitullah.
Bonus yang kami dapet adalah kami pergi ke 3 tempat di Thailand. Pattaya Floating Market, Pattaya Beach, sama Gems Gallery. Ya, kami akan ke Pattaya. Letaknya yang hanya sekitar 140 km dari Bangkok yang jadi pertimbangan kesana. Karena kebanyakan jamaah kami adalah lansia dan esok hari kami akan ninggalin Thailand, hanya kira2 separuh yang ikut tur ini. Keluargaku Alhamdulillah ikut semua, he3... Mari dikupas satu persatu.
1. Pattaya Floating Market
Sebelum kesini, karena hari udah siang dan masuk waktu dhuhur, kami berhenti di Chonburi tepatnya di kawasan muslimnya. Kami ternyata diantar sama si sopir travel yang bawa kami ke restoran muslim Thailand. Aneka macam dish khas Thailand macam tom yam, seafood, dan masakan kari tersedia di meja kami. Alhamdulillah... kalau udah rezeki emang ga akan kemana, he3...
Restoran cozy dan comfy yang cukup luas ini punya seorang wanita turunan Bangladesh yang bersuami orang Thai. Si ibu cukup ramah nyapa kami dan ajak ngobrol. Abis makan dan selesai sholat kamipun ninggalin tempat ini dan berangkat menuju Pattaya Floating Market.
Restoran cozy dan comfy yang cukup luas ini punya seorang wanita turunan Bangladesh yang bersuami orang Thai. Si ibu cukup ramah nyapa kami dan ajak ngobrol. Abis makan dan selesai sholat kamipun ninggalin tempat ini dan berangkat menuju Pattaya Floating Market.
56. Main Entrance Pattaya Floating Market |
57. Padet banget. Pas musim liburan disana |
Bagi yang pernah ke Kalsel dan liat pasar terapung disana, kita juga bisa nemuin di Thailand yang emang terkenal juga akan pasar terapungnya. Barang2 yang dijual pun sama macam disini kek buah dan sayuran di atas perahu. Perahu yang digunakan emang cukup besar dengan kapasitas
hingga 4 orang.
58. Suasana di Dalam |
Source: http://www.travelhubthailandtours.com/images/hotels-pic/lightbox-pics/floating-market/floating-market010.jpg
Dibangun di lahan seluas 100,000 meter2, pasar terapung ini
terbagi jadi 4 bagian: utara, timur, selatan,
dan barat. Selain pasar terapung ada rumah-rumah kayu yang juga ngejual
beberapa dagangan, mulai dari gerai buah segar, toko sovenir, sampai
galeri seni. Yang juga ada pastinya aneka makanan khas Thailand, kek pad thai (mi goreng Thailand-pernah aku bahas di postingan awal), kanom jean (bihun beras) dengan aneka macem kuah kari, ka nom krok (panekuk kelapa), foi
thong, dll. Jam Buka Pattaya Floating Market adalah jam 08.00 – 18.00 dan lokasinya ada di 451/304 Mu 12, Sukhumvit Road, Tambon Nong Prue, Amphoe Bang Lamung, Chon Buri, Tel. +66 3870 6340.
2. Pattaya Beach
Pantai yang ada di tenggara Bangkok ini cukup terkenal di dunia dengan pusat hiburan malamnya. Tapi tenang aja, kami datang kesana pas tengah hari dan lokasi kami di pantai ini pun jauh dari lokasi hiburan malam tadi, aman laahh...
Pantai cakep ini pernah kena imbas tsunami 2006 kemaren. Meskipun gitu, pantai yang bikin Thailand tambah devisa karena kunjungan turis manca yang luar biasa ini udah lengkap nawarin macem2 fasilitas dan hiburan. Mulai dari resor sampai berbagai macam olahraga air ada disana. Beberapa foto aku ambil dari sana. Kayak gini nih cakepnya Pattaya Beach...
59. Pattaya Beach (cuaca mendung) |
60. Pelataran Gems Gallery Pattaya |
Source: http://i1301.photobucket.com/albums/ag110/KitYiLim/bkk%204/DSCN1827_zps27e4c361.jpg
61. Kereta Gua Hantu, Eh Gua Permata Ding :p |
Source: http://www.gems-gallery.com/mobile/images/store/pattaya/IMG_9419_sm.jpg
Di dalam gua buatan ini kami disuguhi live diorama bagaimana permata/gems itu berasal. Mulai dari gunung berapi yang memuntahkan lahar dan batu2an, kemudian cara pengambilan dan pengolahan secara tradisional pada zaman dulu hingga zaman sekarang dengan alat2 modern plus arti permata bagi bangsa Thai. Narasi disajiin dalam Bahasa Indonesia disesuaikan sama negara asal pengunjung. Cukup memukau tapi sayang pengunjung ga dibolehin take pictures disana. Abis keluar "gua" dan turun dari kereta, kami langsung disambut sama petugas yang fasih bebahasa Indonesia dan bawa kami ke suatu ruangan yang luas dimana kami bisa liat cara pengolahan batu permata jadi macem2 perhiasan apik yang langsung dipraktekin sama para tukang pembuat permatanya sendiri. Jadi inget tetanggaku dulu orang Banjar yang profesinya bikin perhiasan dari batu intan, alat2 yang dipake mirip. Nah, abis itu kami masuk ke ruangan dimana galeri dari permata yang udah jadi dipamerin dan dijual. Harganya mulai dari yang paling rendah hingga milyaran rupiah (kalau dirupiahin) ada disana tergantung dari jenis, ukuran, dan tingkat keruwetan bentuknya. Banyak turis domestik maupun manca yang datang kesono dan tertarik buat beli, termasuk mak gue. Pas mau bayar, ayah ngeluarin uang riyal. tapi ternyata petugas disana ga bisa nerima dengan alesan kalau susah nukerin riyal ke baht dan harus ke bank sentral. So petugas disana nganjurin pembayaran pakai Rp aja. Ya wis lah...
62. Ruang Display Gems Gallery Pattaya |
Source: http://www.tourismthailand.org/img_resize/79/8cde70975899d15468864f11b17062_400_300_none.jpg
Selain perhiasan dan asesoris dari permata, ada juga yang dari emas dan perak. Aku emang ga tertarik sama perhiasan2 macam itu jadi aku sambil lalu aja dan masuk ke ruangan yang mamerin aneka macam traditional handicrafts khas Thailand. Nah disini aku bisa betah liat2 barang2 unik, tapi aku ga niat beli juga karena emang harganya mahal sangat! bisa 3x lipat kalau kita beli di lapak kaki lima diluar sana. Ada juga produk body care lokal dan fesyen merk terkenal juga dijual disana mulai dari baju, tas, sepatu, dompet, dll. Enaknya disini waktu pengunjung liat2 barang ga diikutin sama petugasnya. Ga macam di Indonesia yang pas mau milih2 barang diikuti trus diliatin terus sama petugas/SPG yang pastinya bikin kita ga nyaman pas belanja/milih2 barang.
63. Ruang Display Handicraft dan Fesyen Gems Gallery Pattaya |
http://www.pattaya.go.th/wp-content/uploads/2012/01/IMG_9393_resize.jpg
Gems Gallery Pattaya yang letaknya di 555 Moo 6 North Pattaya Rd., Nakluea, Banglamung Thaiand ini buka tiap hari dari pukul 08.30 - 18.00. Bagi yang pengen tau detil bisa buka webnya Gems Gallery atau telp di +66 3837 1222-31, +668 3657 5757.
Usai dari situ, kami pulang karena hari udah sore. Sepanjang jalan di kawasan Pattaya yang kami liat udah mirip di Bali aja. Para turis dari berbagai ras lalu lalang disitu, hotel dari kelas backpacker hingga bintang lima, tempat makan dari pedagang kaki lima sampai yang mewah, resto fast food, mall, minimarket (disana banyak banget sevel), tempat hiburan malam hingga tempat pijat plus2 pun ada. Perjalanan yang agak jauh yang bikin capek ditambah hujan deras waktu udah hampir sampai Bangkok bikin kami ngantuk. Akhirnya satu per satu dari kami tertidur, he3...
Kami sampai di hotel menjelang magrib. Meskipun capek, kami terutama keluargaku ga boleh tidur dulu karena mau packing buat kepulangan kami ke tanah air.
nice but simple blog, i enjoyed reading it though my bhasa is not really good, keep it up
BalasHapusvietnam tours
thanks. maybe i'll write it all with english next time
BalasHapusIf you are intending to come to Myanmar at the festival season, and be a part of it, don’t forget to prepare perfect Burma holiday packages. A notebook which has all information about the festivals ( date, what to do,...) is needed. Bring along a notebook can hold you store the new things you will learn about the nation. If you want to join in temple festivals, you should wear slippers, because it is easy for you to put on or put off when entering the temple area. Why don’t you buy yourself a longyi (a traditional custom of Burma), Longyi is very comfortable, and it helps you look like a real local.
BalasHapus